annyeong semua,,,
mianhae updatenya kelamaan soalnya modem lagi rusak kemaren dan baru bisa post sekarang deh. karena udah bikin kalian menunggu,, part ini udah aku panjangin jadi semoga suka,, cekedaut!!!
----------------------------------------------------------------------
Leeteuk POV

Hari ini cukup menyenangkan. Dan yang paling spesial adalah aku tahu bahwa Taeyeon bisa cemburu padaku. Bukankah cemburu adalah tanda cinta??. Untuk saat ini aku belum tau hal itu harus dikategorikan kemana,, yang pasti itu sudah cukup untuk membuatku percaya kalau Taeyeon juga cinta padaku. Aku rasa aku mulai mencintainya, entah sejak kapan hal itu berlangsung,, yang pasti saat ini dia adalah udaraku.
Kalian tau kan bagaimana jika seseorang hidup tanpa udara??. Aku mulai bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi astronot yang lupa membawa helm kaca dan tabung oksigen-nya ketika sudah sampai di Saturnus(?). Aku terus menatap wajah innocent Taeyeon yang kini tengah duduk dihadapanku sambil memakan semangkuk bakso.
Wajahnya benar-benar sempurna. Matanya amat bercahaya dan kadang membuatku tidak sanggup menatapnya; hidung-nya bagus walaupun tidak mancung, aku heran kemana dia saat pembagian hidung waktu itu; bibirnya mungil dan manis, bukan karena aku pernah merasakannya,, tapi begitulah gambarannya dimataku. Ahh, dia memang karya Tuhan yang paling indah.
" Hei,, kenapa kau tidak memakan makananmu?? Bukankah kau sedang lapar?? Makanannya enak lho,, kalau kau tidak mau lebih baik untukku saja" tanya Taeyeon sambil terus mandangi mangkuk bakso-ku.
" Aku memang lapar,, tapi entah kenapa setelah melihat wajahmu aku jadi kenyang" jawabku. Dia menatapku dengan tatapan jijay.
" Sejak kapan kau mempelajari kata-kata menjijikan seperti itu hah?? Kau membuatku kehilangan napsu makan. Cepat habiskan makananmu,, aku masih mau pergi menjelajahi pulau Bali,, mumpung aku masih disini" ujarnya ketus lalu memainkan ponselnya.
" Ahahaha,, kau ini lucu sekali Taeyeon" tawaku sambil mengacak-acak rambutnya.

***
" Teuk-ah,, kenapa kau lama sekali hah??" tanya Taeyeon yang sudah ada dipuncak duluan. Aku yang kelelahan pura-pura tidak perduli padanya dan duduk ditangga. Aku dan Taeyeon kini tengah mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan untuk mencapai patung dewa Wisnu yang besarnya ngajubilah itu, kami harus menaiki ratusan anak tangga. Huaah,, aku benar-benar lelah saudara-saudara.
" Teuk-ah,, kau itu lemah sekali sih!. Masa baru naik tangga begini saja sudah capek??" omel Taeyeon yang sudah duduk disampingku.
" Aku kan tidak makan Taeyeon, bagaimana mau semangat jika tubuh lelah??" balasku setengah ngos-ngosan.
" Itu salahmu!. Aku kan sudah menyuruhmu makan baksonya, bukannya makan malah memandangiku terus"
" Habis kau cantik sih,, rasanya aku malas untuk melihat hal lain jika aku sedang konsentrasi menatapmu". Taeyeon menatapku sinis.
" Berhenti mengatakan hal-hal menjijikan seperti itu atau aku akan melemparmu ke Neraka!" desisnya. Aku mulai tertawa ringan.
" Ahaha,, tapi aku romantis kan?? Sepertinya aku sudah bisa disandingkan dengan pria-pria bule" ujarku.
" Aku tidak suka kau menjadi pria bule, aku lebih suka kau menjadi Park Jungsoo" balasnya dengan wajah memerah.
" Aigoo, neomu kyeopta!!" seruku sambil mencubit pipinya karena gemas.
" Yak..yak..yak,, hentikan!" jeritnya lalu mendorong tubuhku pelan. Aku langsung tertawa melihatnya menggembungkan pipi untuk mengurangi rasa sakit.
" Mianhae Taetae. Ayo kita jalan lagi, aku sudah bertenaga lagi sekarang. Kajja!!" seruku lalu menarik tangan Taeyeon dengan penuh semangat.

***
Taeyeon POV

Aku merebahkan tubuhku diatas kasur yang empuk. Untung tadi rencana membujuk Leeteuk berhasil,, kami pun pindah ke hotel mewah. Hari ini benar-benar melelahkan sekaligus menyenangkan. Tapi aku masih bingung dengan orang-orang bule yang melihatku dan Leeteuk dengan tatapan iri dan mengatakan how cute saat Teukki mencubit pipiku. Apa kami terlihat begitu romantis??.
Aigoo perutku jadi mules memikirnya. Tapi sekarang aku mulai menikmati saat-saat bersamanya,, eh salah....aku sangat menikmati saat-saat bersamanya dan rasanya tidak mau itu berakhir. Akankah pernikahan ini menjadi pernikahan sungguhan??. Aku harap dia juga merasakan perasaan yang sama denganku.
" Taeyeon-ah cepat mandi,, jangan cemari bau hotel yang mewah ini dengan bau badanmu yang tidak sedap itu" suruh Leeteuk BT. Aku rasa dia masih menyesal karena aku. Dia amat shock melihat harga menginap dihotel ini,, katanya harganya sangat amat mencekik leher dan akhirnya sepanjang perjalanan dari reseptionis ke kamar diisi dengan omelan dan gerutuannya yang menyalahkan keteledoranku. Kalau saja aku yang memegang voucer itu pasti tak akan begini jadinya. Kita pasti bisa menginap dihotel yang lebih mewah dan pastinya gratis tapi karena kebodohanmu aku jadi harus membayar biaya menginap hotel ini, begitu keluhannya. Dasar suami pelit!.
" Ne, aku akan pergi man AAAAAAAAAAAAAA". Aku menjerit dan menutup mataku dengan kedua tanganku. Alamak,, bagaimana aku tidak terkejut?? Si gila itu sedang dalam keadaan tanpa busana dan DIA SAMA SEKALI TIDAK MALU!!!.
" Aish kenapa berisik sekali sih?? Memang ada yang aneh apa??" tanyanya tanpa dosa.
" Ada apa?? Kau bertanya ada apa?? Lebih baik kau cepat pakai bajumu atau kau akan kubunuh sekarang juga!!!" ancamku sambil melemparinya dengan bantal. Aku tidak tau bantal itu tepat mengenainya atau tidak karena aku masih menutup mataku.
" Oh karena itu. Kenapa kau masih malu? Bukankah kau pernah melihatnya?? Bahkan kau juga pernah merasakannya" ujarnya sambil terkekeh. Yaiks,, kenapa dia malah mengingatkanku dengan kejadian malam itu??. " Atau kau mau lagi?? Aku tidak keberatan jika kita melakukan it..."
" AAAARGH DIAM KAU LEETEUK. DASAR MANUSIA YADONG!!!" teriakku memotong kata-katanya. Dia langsung tertawa lepas mendengar teriakanku. Tiba-tiba aku merasakan ada yang memegang kedua bahuku.
" Aku belum mau pakai baju jadi daripada kau tidak mau masuk kamar mandi lebih baik aku mengantarmu masuk kesana. Aku tak mau wajahmu penuh dengan warna biru karena membentur pintu kamar mandi" ujarnya lembut lalu menuntunku menuju kamar mandi. Setelah mendengar bunyi pintu kamar mandi yang tertutup aku langsung membuka mata. Hfft,, untung dia tidak memanfaatkan kesempatan. Aku kira dia akan ikut masuk kesini dan menyerangku(?). Baguslah kalau tidak....
" Sudah selesai?? Kenapa cepat sekali??" tanyanya ketika aku sudah keluar dari kamar mandi. Aku menatapnya yang kini sedang berbaring dikasur sambil menonton saluran berita indonesia,, seperti mengerti saja dia itu. Aku duduk dikursi dan ikut menonton dengannya.
" Kenapa duduk jauh-jauhan begitu?? Ayo berbaring disini" ajak Leeteuk sambil menepuk-nepuk tempat disebelahnya. Aku menatapnya ragu-ragu, jujur aku masih trauma atas kejadian malam itu. Aku jadi takut berbaring disampingnya. Seolah mengerti ketakutanku dia hanya tersenyum. Diapun menghampiriku dan duduk disampingku lalu membuat kepalaku menyandar dibahunya.
" Apa aku salah? Kenapa kau takut padaku?" tanyanya lembut. Aku hanya mendesah pelan.
" Molla, mungkin aku hanya belum terbiasa dengan semua ini. Kadang terlintas dibenakku, apa ini pernikahan sungguhan atau tipuan? Sikapmu membuatku sulit membedakan hal itu dan terlalu berharap" jawabku.
" Sepertinya kita senasip, terjebak dalam kebimbangan untuk membedakan apakah ini pernikahan sungguhan atau tipuan"
" Maksudmu?"
" Aku rasa aku sudah jatuh cinta padamu. Selalu bersamamu membuatku merasa kalau aku sulit kehilanganmu". Aku melongo mendengar perkataannya.
" J..Jeongmal?" tanyaku tak percaya.
" Ne. Saranghaeyo....Kim Taeyeon" ucapnya sambil menyusupkan jari-jarinya disela jemariku.
" Na...nado" balasku. Dia menatapku sambil tersenyum lalu memelukku.
" Gomawo. Aku senang mendengarnya". Dia melepas pelukannya dan menatapku lekat-lekat lalu mendekatkan wajahnya kearahku. Aigoo, apa dia mau menciumku? Astaga,, aku kan belum siap!!. Aku terus mengatur napasku saat hidung mancungnya menyentuh hidungku. Berlahan bibirnya mulai menempel dibibirku dan....
KRIIING!!!!!. Bunyi telepon membuatnya menjauhkan diri dariku.
" Aish, siapa sih yang mengganggu acaraku itu?" rutuknya dan dengan malas mengambil handphone.
" Dari siapa?" tanyaku penasaran.
" Cho Kyuhyun. Mau apa setan itu menelponku??" ujarnya lalu mengangkat telepon. " Yoboseo??".
" Yak hyung,, cepat jauhkan telepon dari telingamu,, aku sedang menelponmu dengan fasilitas 3G nih!" seru Kyuhyun oppa yang terdengar olehku, suaranya dasyat sekali!!.
" Oh, kau pakai 3G? Tumben,, ada apa??" tanya Leeteuk lalu duduk disampingku.
" Sedang ingin menghambur-hamburkan uang saja. Annyeong Taengoo,, apa kau betah berada disana bersama hyungku? Kalau tidak, bersabar saja ya"
" Kalau Teuk oppa macam-macam, hantamkan saja kepalanya ketembok terdekat, arraseo??" teriak sebuah suara yang amat aku kenal. Tak sampai berapa lama wajah Kyuhyun oppa langsung terganti dengan Sooyoung. " Yak Leeteuk-ssi,, jangan macam-macam dengan sahabatku, arraseo??"
" Apa salah aku bermain-main dengan istriku sendiri?" tanya Leeteuk.
" Kalian itu hanya pura-pura menikah bodoh!"
" Sepertinya keadaan akan berubah Sooyoung-ssi. Bukankah pernikahan terjadi karena 2 insan yang saling mencintai?. Karena aku dan Taetae saling mencintai, kami pantas untuk disebut suami-istri yang sah"
" Mwoya? Dari buku mana kau mempelajari kata-kata itu hyung? Apa kau kesambet hantu romantis dari Bali?" tanya Kyuhyun oppa yang wajahnya kini ikut tertampang di layar hape.
" Sepertinya begitu Kyu oppa, sejak tadi kerjaannya hanya melontarkan kata-kata menjijikan saja" sahutku.
" Aish kalian berdua mengganggu kami saja. Cepat katakan kenapa kalian menelpon?" tanya Leeteuk oppa jengkel.
" Hanya ingin memberitahukan kalau aku dan Sooyoung akan segera menikah" jawab Kyu oppa santai.
" MWOYA?? KOK BISA??" jeritku dan Leeteuk dengan kompak.
" Bisa dong, memang kalian saja yang boleh menikah??. Seperti kata Teuk oppa, pernikahan terjadi karena 2 insan yang saling mencintai dan itu yang dibilang sah. Aku dan Kyu saling mencintai,, tidak seperti kalian" ujar Sooyoung.
" Kata siapa aku dan Taetae tidak saling mencintai? Aku dan Taetae baru saja melewati sesi 'katakan cinta' tadi,, bahkan aku berencana untuk menikah ulang dengannya"
" Jeongmal? Aigoo, ini benar-benar mukzizat" seru Kyu oppa.
" Kapan kalian menikah?" tanyaku penasaran.
" Minggu depan mungkin. Kami baru saja memilih baju pengantin" jawab Soo.
" Jangan menikah sebelum kami pulang, arraseo?"
" Shireoyo, terserah kami mau menikah kapan. Sudah ya hyung, annyeong". Mereka langsung mematikan telepon ketika melihat wajah garang Leeteuk.
" Aish,, dasar pasangan evil,, aku tidak bisa membayangkan bagaimana sifat anak mereka nanti" gerutu Leeteuk yang membuatku bergidik ngeri.
" Wah, pasti anak mereka itu evil, gamers, tidak bisa masak, tidak sopan pada yang lebih tua, menjengkelkan, dan....ah membayangkannya saja sudah membuatku sakit kepala!" balasku. Leeteuk duduk disampingku dan menatapku jail.
" Menurutmu kalau kita memiliki anak, dia akan seperti apa?" tanyanya yang berhasil membuat pipiku merah.
" Molla. Yang pasti anak kita akan terlihat sangat cantik" jawabku dengan nada menerawang. Dia merengkuh daguku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
" Cantik sepertimu? Itu tidak perlu ditanya. Oh ya, bagaimana kalau kita lanjutkan yang tadi?" tanyanya sambil tersenyum seduktif. AAA,, SETAN MESUM MUNCUL LAGI!!!!.

***
" Kita akan kemana hari ini?" tanyaku penasaran.
" Kalau aku beritahu sekarang, nanti jadi tidak seru lagi bukan?" ujarnya sambil mengedipkan mata. Aish, namja itu, sudah tua genggok *plak!!* masih saja suka bikin orang penasaran. Akupun berjalan mengikutinya keluar dari hotel. Hanya dengan mengenakan kaus V neck berwarna putih dibalut craft kotak-kotak dan celana selutut kotak-kotak dia sudah terlihat tampan. Aegyaa, kenapa ada namja se-fantastis dia didunia ini?.
" Mau sampai kapan kau memandangiku seperti itu? Ayo cepat masuk kedalam Taxi" suruhnya membuyarkan konsentrasiku memandanginya. Aku bahkan tidak sadar kalau sudah ada Taxi dihadapan kami berdua. Akupun segera masuk kedalam Taxi. Leeteuk membisikan sesuatu ditelinga supir Taxi lalu masuk dan duduk disampingku.
" Sebenarnya kita mau kemana sih? Jangan buat aku mati penasaran tuan Park" tanyaku lagi. Bukannya menjawab, dia malah melingkarkan tangannya dipundakku dan mengacak-acak rambutku pelan.
" Bukankah sudah kubilang kalau ini rahasia nyonya Park?" tanyanya balik. Aku mengerutkan dahiku karena bingung.
" Kau panggil aku apa tadi? Nyonya Park?"
" Aku tidak bisa memanggilmu nona Kim. Alasan pertama kau sudah menikah denganku dan alasan kedua kau sudah tidak perawan lagi, jadi tidak bisa dipanggil nona". Aku langsung memukul lengannya kesal.
" Harusnya masih kalau kau tidak merenggutnya!"
" Kita kan suami istri, wajar kan kalau kita 'melakukannya'" ujarnya sambil mengedipkan mata.
" Tch, dasar seobang mesum!" seruku.
" Yang penting kan kau suka, iya kan?" balasnya sambil mengelus-elus pipiku. Aku hanya tersenyum kecut.

***
Leeteuk POV

Aku menutup mata Taeyeon dan menuntunnya berjalan. Aku sudah mempersiapkan ini sejak tadi malam. Ketika Taetae sudah tidur, aku menghubungi eomma dan meminta saran yang bagus dan ini bukan ide yang buruk. Sepertinya aku harus belajar untuk tidak terlalu sayang pada uang, setidaknya jika itu dipakai untuk membahagiakan istriku ini.
" Kita ada dimana sih?" tanyanya penasaran. Aku hanya terkekeh pelan.
" Hampir sampai, bersabarlah sedikit" jawabku pelan. Setelah merasa sudah waktunya, akupun membuka matanya. Kulihat dia terkaget-kaget melihat kejutan yang aku berikan.
" I..ige mwo?"
" Kau suka? Aku mempersiapkannya khusus untukmu". Aku menyewa tempat dipinggir pantai untuk membuat dinner romantis dengan lilin-lilin yang cantik. Sebenarnya ini bukan gayaku namun menurut eomma inilah cara membuat yeoja-yeoja bahagia dan merasa dihargai.
" Yeppeuta" puji Taeyeon lalu duduk dimeja dinner yang sudah aku siapkan. " Aku tidak tau kau bisa seromantis ini, belajar dari mana?".
" Aku kan Leeteuk, pria yang bisa melakukan apapun!" ujarku bangga. Aku segera membuka tudung saji dan mengambil garpu untuk menyuapi Taeyeon dengan spaggeti bolognise yang enak ini.
" Hm...mashita" ujarnya senang dan tersenyum bahagia. Dia memandangi lautan biru yang luas itu sambil tetap tersenyum. " Bagaimana kalau kita naik sampan itu? Keliatannya menarik!".
Aku menatap sampan yang tengah nganggur ditepi pantai.
" Baiklah kalau begitu, kajja!" ajakku semangat lalu menggandeng tangannya menuju sampan yang tak besar itu. Aku mengambil dayungan dan mendayung sampan itu berlahan. Agak deg-degan juga sih, aku takut kalau kami berdua jatuh. Kalau aku jatuh, aku masih bisa menyelamatkan diri, tapi kalau Taeyeon jatuh? Aku takut dia kenapa-kenapa.
" Gomawo sudah membuatku menjadi yeoja paling bahagia hari ini" ucapnya dengan pipi memerah. Aku hanya tersenyum.
" Ini hanya sedikit hadiah dariku sebagai tanda terima kasih. Gomawo sudah bersedia menjadi separuh jiwaku" balasku.
" Apa aku boleh minta satu permintaan??" tanyanya.
" Apa it...". Taeyeon menarik scraft dileherku dan membuatku mencium bibirnya. Astaga, apa dia memintaku menciumnya? Jadi itu permintaannya?. Kukira dia gadis yang amat polos tapi ternyata kucing garong juga ya, rawww!! *mulai gaje*.
" Kajja kita pulang Teuk oppa" ajaknya dengan pipi memerah. Aku hanya tersenyum geli dan ikut turun dari sampan yang asik ini. Sepertinya pulang nanti aku harus mengucapkan terima kasih pada eomma.

***
Taeyeon POV

" Oppa!!" teriak seorang yeoja dari belakang yang langsung membuatku dan Leeteuk menoleh. Gadis itu langsung berlari cepat dan tidak sampai 2 detik langsung memeluk Leeteuk. Apa-apaan ini? Kenapa gadis ini tiba-tiba memeluk seobangku?. Sialan, apa jangan-jangan si tua genggok ini punya wanita simpanan dibelakangku?.
" Sunye-ah, kenapa kau bisa ada disini?" tanya Teukki shock dan berusaha melepaskan pelukannya. Aku harap itu bukan akting tapi jika itu memang akting, harus kusarankan si tua ini untuk ikut main sinetron Putri yang Ditukar, siapa tau bisa jadi pak Prabu yang kedua *makin gaje, ckckck*.
" Aku kangen oppa. Kajja oppa, kita pergi jalan-jalan!" ajak gadis bernama Sunye itu lalu menarik Leeteuk pergi. Aku langsung meniup poniku karena kesal, menyebalkan sekali dia!. Aku memutuskan untuk berjalan menuju kamar hotel untuk menyibukkan diri dan melupakan kekesalanku sebelum hotel ini tinggal nama saja karena aksiku nanti.
" Taeyeon-ah!" panggil seseorang yang membuatku menoleh. Aku menatapnya bingung.
" Kangin oppa? Sedang apa oppa disini?" tanyaku. Dia hanya tersenyum innocent dan mengacak-acak rambutku pelan.
" Aku dapat tiket gratis ke Bali dan menginap disini, tidak kusangka aku dapat bertemu denganmu. Apa kau datang dengan suami-mu? Kemana dia?" tanya Kangin oppa sambil celingak-celinguk mencari Teukki. Aku menghela napas kesal.
" Pergi bersama daun muda mungkin?" jawabku asal lalu masuk kedalam kamar hotel tanpa mempedulikan Kangin oppa diluar sana. Aku menendang tong sampah dan sandal hotel yang ada dilantai hingga terpental ribuan mil (?) jauhnya. Awas saja nanti kalau si tua genggok itu pulang, akan aku hajar dia!.
" Taeng-ah!!" panggil suara yang sangat aku kenal. Aku langsung memalingkan muka karena tidak mau memandang wajahnya itu. Dia sepertinya tidak menyadari sehingga langsung duduk disampingku dan merangkulku sambil tersenyum manis. " Kau cemburu?"
" Ani, buat apa aku cemburu?" tanyaku ketus.
" Sunye itu anak dari pemilik perusahaan tempatku bekerja, dia datang kesini karena liburan. Tadi dia menawarkan kita untuk ikut ke party dekat sini, kau ikut ya?" ajaknya.
" Malas, lebih baik aku nonton TV saja" tolakku.
" Ayolah, ikut ya? Please...." ujarnya dengan wajah memelas. Melihat wajahnya itu aku jadi tidak tega.
" Baiklah, tapi kau jangan jauh-jauh dariku"
" Arasseo, gomawo Taeng-ah" ucapnya lalu mengecup pipiku.

***
Author POV

" Berhasil?" tanya Kangin pada Sunye.
" Kapan sih seorang Min Sunye tidak berhasil?" tanya Sunye balik dengan senyum sinis khasnya. " Yang perlu kau lakukan hanya menjalankan rencana saja!"
" Arasseo!" jawab Kangin sambil mengedipkan mata.
----------------------------------------------------------------------
hfft,, selesai juga akhirnya nih part,,,
RCL PLEASE!!!!